Menaklukkan Test Interview YSEALI – Seleksi Wawancara (#YSEALI Part 3) - Lagi Monolog

Sunday, February 16, 2020

Menaklukkan Test Interview YSEALI – Seleksi Wawancara (#YSEALI Part 3)


Ternyata menulis dengan rutin itu seru. Gue jadi merasa nggak ansos-ansos banget karena sesungguhnya gue tiap hari ketemu orang yang itu-itu aja. Menulis jadi bagian dari escape. Dan cukup menghibur. Lah, kok OOT?

Di tulisan kali ini gue akan melanjutkan pembahasan tentang YSEALI yang banyak diminta teman-teman melalui DM instagram. Setelah kemarin berkutat dengan topik seleksi administrasi, kali ini gue akan ngomongin soal test wawancaranya. 


Source: unsplash.com


Kalau nggak salah, dalam 1 atau 2 bulan ke depan, pendaftaran untuk fall semester akan dibuka. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kalian yang mau mencoba daftar beasiswa ini. Persiapkan diri kalian lebih dini biar nggak panik kalau ada apa-apa terjadi.

Sekitar dua minggu setelah deadline pengumpulan formulir, kalian yang lolos ke tahap wawancara akan dihubungi via email sekitar 2 minggu kemudian. Untuk gambaran saja, tanggal 29 Oktober 2019 gue mendapat email pemberitahuan interview, tapi email itu baru gue terima di tanggal 30 Oktober 2019. Dan di tanggal 31 Oktober 2019, gue wawancara.

Wawancara ini nggak akan bertele-tele. Waktu masing-masing orang hanya berkisar 10 menit saja dan wawancaranya dilakukan melalui Skype. Jadi pastikan kalian memiliki koneksi internet ya. Oh iya, sangat tidak disarankan menggunakan ponsel untuk melakukan wawancara melalui skype. Mending kalian gunakan skype via laptop.

Anyway, untuk kelolosan ke tahap interview ini gue sengaja nggak koar-koar ke banyak orang. Trauma masa-masa dulu pas interview YSEALI juga, gue sempat cerita ke bos pas gue magang. Eh, nyebarnya ke satu kantor. Sampai ke kantor-kantor lain, wkwk. Malu karena udah keburu dikagumin banyak orang eh kenyataannya masih ada banyak tantangan lain yang harus dihadapi. Karena sometimes sharing good news is nice, but too much is exaggerating. In most cases, those are just toxic. Ini kata-kata gue dapat dari salah satu blog alumni juga.

PERSIAPAN WAWANCARA

Berkaca dari pengalaman interview di program beasiswa sebelumnya, juga pengalaman yang sama di YSEALI tahun 2018, gue menyusun daftar pertanyaan yang kira-kira keluar saat wawancara. Darimana gue dapat daftar pertanyaan itu?

  • ·    Gue nontonin youtube dan membaca banyak blog alumni yang membahas soal interview. Kalau beruntung dan kebetulan nemu, kalian bisa baca beberapa daftar pertanyaan yang ditanyakan oleh interviewer dalam tulisan para alumni tersebut. 
  •    Gue baca ulang esai dan minta orang lain menanyakan hal-hal yang tidak terjawab dari esai tersebut.
  • ·       Gue tanya-tanya ke alumni atau ke orang-orang yang pernah punya pengalaman interview di program ini supaya mendapat gambaran tentang pertanyaan-pertanyaan yang mereka dapat.


Pertanyaan-pertanyaan itu gue kumpulin dan gue persiapkan jawabannya satu-persatu. Jawaban yang kalian persiapkan jangan terlalu umum/normatif/ngawang-ngawang, tapi harus aplikatif dan spesifik. Misalnya gini:

Why makes you applying in YSEALI?

Contoh jawaban yang normatif kayak gini:

“YSEALI is an international youth program where I can enrich my network, I can sharpen my leadership, I can improve my skill by learning in the most powerful country in the world,....”




Percaya deh. Jawaban kayak gini mungkin udah pernah didengar sama interviewer selama ribuan kali. Saran gue, siapkan jawaban yang spesifik. Ini contoh jawaban gue:

Firstly, YSEALI provides intensive training in the U.S university / college and one of the focus is social entrepreneurship and economic development, which the field that I have been working on all this time. YSEALI will support my long term goal to increase the quality of life of people with disabilities by empowering them through entrerpeneurship.

Secondly, I also want to learn social enterpreneurship properly from the understanding of the United States as a forerunner. United States is the country where the term social entrepreneurship was first introduced. The country where the very first organization promoting social entrepreneurship was founded, like Ashoka Foundation. The father of Social Entrepreneurship, Bill Drayton is also came from the US. So there will be no other country better for me to learn about social entrepreneurship besides USA. And there will be no other program has better foundation besides YSEALI which combining two focuses that are leadership and social projects.”

Di jawaban di atas sedikit gue masukkan fakta-fakta yang nyambung tentang U.S.-nya sendiri. Jadi nggak cuman tentang YSEALI aja. Supaya jawaban kalian nggak normatif, perbanyaklah baca  banyak informasi untuk memperkuat jawabanmu. Saran ini bisa digunakan juga untuk kalian yang mau apply beasiswa apapun. Usahakan semua jawaban yang disiapkan juga nggak bertentangan sama isi form pendaftaran, esai, dan apa yang tertulis di surat rekomendasi ya.

HARI-H WAWANCARA

Interview gue terjadwal pada tanggal 31 Oktober 2019 pukul 14.20 WIB. Sejam sebelumnya gue langsung bertandang ke Ruang Perintis buat numpang wifi dan ruangan. Gue mendekam di meeting room sambil kembali baca-baca draft pertanyaan interview dan esai yang udah gue print. Tak lupa juga gue pinjam headset Mas Satrio.

Walaupun interviewnya lewat Skype, gue sarankan kalian well-dressed. Waktu itu gue dandan dikit biar kelihatan segar, nggak pucet. Terus pakai blazer hitam dan pakai kaos Percacita. Kerudung juga nggak lupa buat disetrika rapi.


Pastikan juga untuk menata laptop / komputer sedemikian rupa biar mereka bisa lihat muka kita tanpa halangan, kita juga duduk nyaman dan singkirkan hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi—silent hape. Saat itu juga gue chat ke akun skype PAS (Public Affairs Section) Surabaya kalau gue udah siap wawancara.

Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk ke skype gue. Terlihat ada dua orang wanita, satu orang Indonesia dan satunya bule. Bule yang berbeda sejak terakhir kali gue interview. Mungkin karena beliau sudah rotasi ke negara lain.

Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang keluar saat gue interview—yang gue ingat aja:

  1. ·         I read on your personal statement that you initiated a project called Percacita. Please tell us about Percacita!
  2. ·         What is your role in Percacita?
  3. ·         How did you heard about YSEALI?
  4. ·         Challenges faces by your social enterprise and how you dealing with that?
  5. ·         Why YSEALI?
  6. ·         What do you want to learn in YSEALI and in the U.S.?
  7. ·         Do you have any questions?


Pertanyaan yang dilontarkan ke gue berhenti di menit ke 7. Mungkin karena gue kasih jawaban yang bisa menghemat waktu. Gimana tuh maksudnya jawaban yang menghemat waktu? Jadi, ketika sebuah pertanyaan dilontarkan, gue nggak cuman menjawab aspek yang ditanyakan. Gue juga menjelaskan yang lain. Contoh, gue sempat ditanya, “Apa role kamu di Percacita?” Gue nggak serta merta menjawab, “Marketing”. Nah, gue menjelaskan tugas-tugas gue juga, stage—atau perkembangan Percacita sedang di tahap apa, serta progress yang sudah dibuat. Si pewawancara kan jadi ngak perlu nanya lagi soal progress dan kawan-kawannya.

Di sisa waktu 3 menit itu, gue dikasih waktu bertanya ke mereka. Apapun tentang program. Saran gue, kalian juga kudu nyiapin beberapa pertanyaan. Jangan jawab enggak. Pertanyaan kayak gini tuh bisa menunjukkan kalian tuh sebetulnya penasaran nggak sih atau seberapa antusiasnya kalian ikut program ini.



Di pertanyaan ini gue bertanya beberapa pertanyaan yang nggak umum. Mungkin biasanya orang-orang akan nanya kapan pengumumannya, kapan berangkatnya. Tapi entah kenapa gue nggak ingin nanya itu. Bukannya mereka yang nanya itu salah ya. Ini berdasarkan pendapat dan pengalaman gue aja. Kan gue udah pernah ditolak tuh, jadi ini saatnya gue mengulik informasi yang lebih dari sekadar kapan pengumumannya. Siapa tau kalau gue ditolak lagi kan gue jadi bisa belajar dari perspektif mereka. Ilmunya bisa berguna buat gue apply di kesempatan selanjutnya atau di beasiswa lainnya.

Ini yang gue tanyain waktu itu.


  • ·         Where the host university on this term will be located?
  • ·         I also wondering about this. I am sure that the candidates that you invited to the interview are meet your criteria. But, I wonder what makes the other stand out the most than the other candidates during the interview process? What is the main consideration for you to choose one or two candidates to get accepted to the program?


Di pertanyaan kedua ini kita jadi ngobrol banyak. Mereka jelasin apa aja yang mereka nilai dari seorang kandidat. Hal paling utama yang disebutkan dari beberapa hal lainnya adalah mereka mencari kandidat yang tau jelas mau ngapain, mau belajar apa, ekspektasinya apa. Jadi, buat YSEALI itu adalah masukan yang progresif juga.

Karena waktunya udah mau 10 menit, panggilan harus berakhir. Tanpa gue tau pengumuman selanjutnya kapan, wkwk. Akhirnya berakhirlah sudah wawancara sore itu dengan ketidakpastian.

TAHAP SELANJUTNYA

Setelah itu gue mulai menyibukkan diri dengan kegiatan di Percacita atau apapun itu. Gue nggak mau menghabiskan waktu dengan ketidakpastian, huhu. Dan pada saat training di Percacita, gue iseng buka email. Disitulah semesta kasih gue jawaban.

2 Desember 2020, ada email masuk dari YSEALI yang meminta gue untuk kirim scanned passport. Di email itu ada satu kalimat di bold: Again, we are still waiting for confirmation, so please do NOT take this as the final result. Walaupun begitu gue udah di-cie-cie-in sama Mas Satrio yang isengnya nggak ketulungan.

Tanggal 19 Desember 2020, pasca gue kirim scanned passport, gue dapat email lagi dari YSEALI yang menyatakan bahwa kantor Washington DC udah kasih lampu hijau. Itu berarti tanggal dan tempat kita belajar juga udah dipastikan. Dari ketiga tema, civic engagement, environmental issues and natural resource management, dan social entrepreneurship and economic development; kita berangkat di waktu dan ke universitas yang berbeda. Gue sendiri akan ditempatkan di University of Connecticut. 


Tanggal 15 Januari 2020, ada email masuk dari universitas yang akan gue tempati. Mereka kirim official letter of acceptance serta beberapa material yang bisa dibaca. Dari sejak hari itu, mulai banyak email berdatangan tentang assistance untuk bikin akun di uni, ngurus visa, info tiket, dll.

KEY TAKEAWAYS

Buat teman-teman yang tertarik untuk ikut program ini atau program sejenisnya, gue ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Beberapa hal ini juga yang disampaikan oleh pihak YSEALI waktu kami—yang terpilih—berkunjung ke Kantor Konsulat A.S beberapa hari lalu.


  • ·         Jangan pernah jadikan sebuah program sebagai tujuan, tapi sebagai batu loncatan

Kata seseorang dari pihak YSEALI, dia pribadi geram melihat banyak orang yang menjadikan sebuah program sebagai tujuan. Karena setelah program banyak yang nggak tau mau ngapain. Alhasil, kerjaannya cuman lompat dari konferensi satu ke konferensi lain. Tanpa bikin atau punya kontribusi apapun. Padahal harusnya sebuah program bisa membantu kita untuk meng-elevate progress yang dilakukan sekarang. Atau setidaknya membantu menjernihkan atau meluruskan visi ke depan. Bukan cuman yang penting ke luar negeri, update status.


  • ·         Bukan programnya yang penting, tapi dampak yang dibuat setelah ikut program

Hampir sama seperti poin sebelumnya, penerima beasiswa tuh sama dengan kayak ngutang ke pemberi beasiswa lho. Ada beban yang harus ditanggung. Ada kepercayaan yang harus dipertaruhkan. Ada kesempatan yang harus diperjuangkan. Jadi bukannya kalau dapat beasiswa lantas bisa berbangga diri tanpa mikirain habis program selesai mau ngapain. Terlebih lagi, ekspektasi orang lain pasti langsung jadi naik banget begitu seseorang dapat kesempatan yang jarang didapat orang banyak, kan? Berat coy. 


  • ·         Di luar sana banyak orang keren. Faktor terpilihnya kamu ada hubungannya dengan keberuntungan.

Kata seseorang di YSEALI, jangan duluan berbangga hati jadi yang paling keren karena diterima dari ratusan pendaftar dari seluruh Indonesia. Faktanya, banyak orang keren di luar sana. Terpilihnya kita juga ada faktor keberuntungannya. Hehe. Kalau tentang poin ini sih gue udah 100% ngalamin sendiri. Gimana mungkin gue baru bisa lolos di kali ketiga, sedangkan orang-orang lain terpilih langsung di kali pertama mereka? Udah pasti ini tentang keberuntungan sih--juga tentang hal baik di waktu yang tepat.

Sebagai penutup, gue cuman mau bilang you are bigger than the program!
Good luck!!

1 comment:

  1. Kakak terima kasih banyak utk artikelnya.. Berasa punya kakak atau coach😭😭🙏🏻

    ReplyDelete