Kiat Sukses Lolos YSEALI, Beasiswa ke Amerika Serikat – Seleksi Administratif (#YSEALI Part 2) - Lagi Monolog

Friday, February 7, 2020

Kiat Sukses Lolos YSEALI, Beasiswa ke Amerika Serikat – Seleksi Administratif (#YSEALI Part 2)

Bulan Desember 2019, gue mendapat kabar baik kalau percobaan mendaftar ke sebuah beasiswa yang akan kembali membawa gue ke Amerika Serikat—yang sudah sebanyak 3x percobaan—akhirnya mendapat sinyal baik. Gue kenal beasiswa ini dari tahun 2016. Baru coba daftar di tahun 2017 dan gue gagal bahkan di tahap administrasi. Lalu, tahun 2018 gue coba daftar lagi dan lolos ke tahap interview, tapi gagal diterima. Di tahun 2019 gue coba lagi untuk kesekian kali.

Oh iya gue cuma mau berbagi ya. Nggak ada niatan lain. Karena gue pernah dibilang pamer/sombong/lain-lain. Gue pribadi sih percaya kalau tulisan ini akan bermanfaat untuk yang memang membutuhkan.

Sebenarnya gue agak takut mau berbagi, karena visa juga belum ada di tangan. Masih dalam tahap pengurusan. Kata seseorang jangan buru-buru menulis kalau visa belum dibawa. Tapi, membaca kata “CONGRATULATIONS” itu saja sudah membuat gue membulatkan tekad untuk membagikan informasi tentang beasiswa ini. Mau bayar hutang. Karena sepanjang perjalanan gue ditemani tulisan-tulisan di blog para alumni yang memudahkan perjalanan gue sampai hari ini. Kalau ada apa-apa yang di luar kuasa manusia ke depan, ya sudah kita nikmati.  

Selain itu, gue kepepet jadwal konten karena ada banyak yang mau gue share, jadi topiknya gantian, wkwk. Oh iya, buat yang belum baca Part 1, boleh klik disini kakaa~~


BERKENALAN DENGAN YSEALI

YSEALI atau Young South East Asia Leaders Initiative adalah program kepemudaan yang diselenggarakan dan dibiayai penuh oleh Department of State, Pemerintah Amerika Serikat dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan memperkuat jaringan para pemuda di Asia Tenggara. Termasuk mengasah kemampuan sebagai warga sipil, dan mengajak pemuda-pemuda tersebut untuk saling bekerja sama memecahkan masalah di daerah masing-masing. YSEALI ini pertama kali muncul pada tahun 2013, waktu itu masih di bawah kepemimpinan former Presiden Barrack Obama dan beliau yang menginisiasi program ini. Fokus program ini ada beberapa, yaitu civic engagement, sustainable development, education, dan economic growth.

Jenis programnya juga beragam, lho:
  • ·         Professonal Fellowship ke Amerika Serikat
  • ·         Academic Fellowship ke Amerika Serikat
  • ·         Regional Workshop yang biasanya bertempat di negara-negara Asia Tenggara
  • ·         Grant Funding atau YSEALI Seeds for the Future

Gue akan jelaskan khusus untuk YSEALI Academic Fellowship ya karena beasiswa inilah yang gue daftar. Academic Fellowship khusus untuk pemuda berumur 18-25 tahun. So, buat teman-temanku yang budiman, walaupun kalian udah ngantor sekalipun, kalian tetep bisa daftar beasiswa ini kok. Sedangkan kalau Professional Fellowship khusus mereka yang berumur 25-35 tahun. Setiap tahunnya, Acedemic Fellowship buka pendaftaran dua kali untuk Spring semester dan Fall semester. Di program ini nanti, gue akan gabung dengan pemuda terpilih lainnya dari 10 negara ASEAN & Timor Leste.

source: unsplash.com

Program ini berjalan selama 5 minggu. Disana gue akan kuliah selama 4 minggu di salah satu universitas yang ditunjuk dan 1 minggu waktu untuk field trip ke tempat-tempat bersejarah dan ikonik di Amerika Serikat. Universitas ini menyesuaikan dengan salah satu dari tiga topik yang kalian pilih, yaitu civic engagement, environment issues and natural resources management, entrepreneurship and sustainable economic development. Selain merasakan perkuliahan singkat disana, gue juga akan melakukan local community service, termasuk juga memberi peluang gue untuk menjalin hubungan dengan policymakers, perwakilan pemerintahan, dan pelaku bisnis.

Semua akomodasi dari sebelum berangkat hingga kita pulang nanti akan dibiayai oleh Pemerintah Amerika Serikat. Pokoknya FULLY FUNDED! Oh iya, untuk mereka yang ikut Spring akan berangkat di bulan Februari / Maret dan untuk fall semester akan berangkat sekitar bulan Oktober. Biasanya untuk spring semester, mereka akan ngerasain salju terakhir—tapi tergantung daerahnya.



Penempatan daerahnya juga tergantung dari tema yang dipilih. Biasanya untuk entrepreneurship, mereka akan ditempatkan di Connecticut atau Rhode Island. Untuk environment akan ditempatkan di Hawaii dan untuk civic engagement akan ditempatkan di Montana / Nebraska / Arizona. Setiap tempat memang menjadi pusat kajian masing-masing tema sih, jadi disesuaikan. Gue akan cerita lagi tentang manfaat, pengalaman, dan apa saja yang gue dapat dari beasiswa ini, begitu gue udah ngalamin. Takut saru kalau cerita sekarang, hehe.

BEASISWA INI COCOK UNTUK SIAPA?

Sebagai seorang pelamar beasiswa, kita harus kaji ulang apakah beasiswa itu tepat untuk kita. Jangan sekali-kali sengaja menyesuaikan diri untuk sebuah beasiswa kalau berujung jadi nggak tulus sama apa yang dilakukan. Untuk YSEALI mereka mengklaim mencari pelamar yang:
  • ·         Memiliki jiwa kepemimpinan
  • ·         Memiliki minat dan pengetahuan di salah satu atau beberapa tema yang disediakan
  • ·         Memiliki komitmen atau minat di pelayanan masyarakat, volunterisme, atau mentorship
  • ·         Berkomitmen untuk mengaplikasikan apa yang telah diterima di Amerika Serikat untuk daerah atau komunitasnya ketika kembali ke negara asal.


PROSES PENDAFTARAN

Ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Tapi dijamin nggak ribet sama sekali. Gue udah breakdown beberapa hal itu di bawah ini.

·         Formulir elektronik

Sejak gue daftar tahun 2018 lalu, formulir pendaftaran mereka sudah menggunakan Google form. Walaupun cara mendaftarnya berubah, isi dari formulir itu tetap sama dengan versi word yang gue isi di tahun 2017. Makanya, gue taruh link formulirnya di akhir tulisan supaya kalian bisa lihat kira-kira isi formulirnya seperti apa.


·         Surat rekomendasi

Mintalah surat rekomendasi pada orang yang mengerti kamu dan bisa bertanggung jawab dengan apa yang tertulis disana. Entah itu dosen atau atasan tempat kamu bekerja. Menurut gue penting buat menuliskan gimana kita di sekolah, seperti apa kita secara kepribadian, dan apa saja yang kita sudah kerjakan—sesuaikan dengan hal-hal apa saja yang jadi concern program.

Gue dapat surat rekomendasi dari Wakil Dekan I di fakultas. Kebetulan beliau yang mengantar gue waktu lomba di Amerika Serikat 2 tahun lalu. Di surat rekomendasi itu, tertulis gue orangnya seperti apa, beberapa pengalaman sosial yang gue lakukan, pengalaman gue jadi pemimpin, proyek sosial yang pernah gue inisiasi juga. Kalau bisa, semua hal yang jadi concern diramu di surat rekomendasi dan esai. Di punya gue, gue pengen menonjolkan diri gue yang memiliki minat dan komitmen di pelayanan masyarakat.

·         Personal Statement 250 kata

Please discuss
  • your background and interest in the program
  • what you would hope to get out of it
  • why you would be a good candidate for participation


Nah, jadi ada 3 hal fokus utama kita disini untuk jadi bahan elaborasi ke dalam esai yang akan ditulis. Ingat ya! Maksimal hanya 250 kata. Di personal statement ini kayak kita jual diri—positif ya. Gimana caranya merepresentasikan diri kita hanya dalam 250 kata.

Gue bagi esai gue jadi tiga. Masa lalu (latar belakang gue melakukan apa yang gue lakukan sekarang), masa kini (kenapa gue adalah kandidat yang tepat untuk beasiswa ini), dan masa depan (apa yang gue inginkan dari program ini). Esai ini gue sambungin juga dengan tema yang gue pilih. Karena gue pilih entrepreneurship & sustainable economic development, gue bahas banyak soal ini. 

Masa lalu: 
I have been gravitating towards entrepreneurship for essentially as long as I can remember. It motivated me to lead 17 committees in Entrepreneurship and Innovation Laboratory to deliver insightful entrepreneurial education by conducting 23 classes, collaborating with 13 companies, and engaging more than 700 students (see:eilab.fia.ub.ac.id). As Student Director, I encourage other students in the faculty to build startup that have social impact for the community.

Di awal esai gue ceritain minat gue di kewirausahaan itu gimana dan usaha gue menyalurkan minat gue itu dengan cara yang bagaimana. Sekali menyelam, gue juga ceritain pengalaman gue saat jadi Student Director di Ei Lab yang juga berarti pengalaman gue sebagai pemimpin. Gue sebutkan sedikit apa saja yang dicapai oleh gue dan tim selama masa jabatan kami.



Masa kini: 
When doing a project called “Smart Diffable” in the laboratory, I realized that people with disabilities have potential but there are lack of opportunity and accessibility. Hence, promoting inclusive working opportunity for them is now becoming my concern.....

Disini gue cerita soal latar belakang gue melakukan inisiasi yang gue jalani sekarang untuk membangun komunitas sekitar. Setelah itu, gue ceritakan tentang salah satu proyek sosial gue yang bernama Percacita (see: Instagram; percacita.com). Kalau ada yang penasaran sama versi lengkap esainya, silahkan request personal ke email yaaa. Gue belum percaya diri untuk share di kamar publik kayak gini—gak tau lagi kalau suatu saat tulisan ini gue revisi pake versi lengkap esainya. 

Masa depan: 
By following YSEALI, I would be very enthusiastic to learn and collaborate with individuals from internationally-diverse background. Moreover, YSEALI would become an ideal setting to learn more about sustainable economic development and address social issues through entrepreneurial approaches properly. It will increasingly motivate me to share and apply the knowledge to expand impactful actions that my startup and laboratory has created.

Penutupnya gue bikin dengan memberikan apa yang gue ekspektasikan ke YSEALI dan apa yang gue lakukan ketika kembali ke Indonesia. Hal ini gue elaborasi dari poin terakhir di apa saja hal yang mereka cari dari pelamar. Berkomitmen untuk mengaplikasikan apa yang telah diterima di Amerika Serikat untuk daerah atau komunitasnya ketika kembali ke negara asal.

Untuk memperkaya diri dengan contoh-contoh esai lainnya, kalian bisa cari di Google esai-esai yang ditulis alumni beasiswa ini.





Dari kegagalan gue di tahap administrasi tahun 2017 dulu, gue jadi bisa menyimpulkan beberapa hal. Pertama, luruskan niat. Mau ikut beasiswa apapun, tujuannya apa? Kedua, nggak perlu merepresentasikan diri sendiri dengan branding yang muluk-muluk, yang penting konkrit. Gue juga belajar ini dari temen gue yang lolos LPDP (hai, Aik!). Katanya, nggak perlu janjiin sesuatu yang muluk-muluk, tapi mulai dari yang paling realistis aja. Nggak perlu yang terlalu tinggi atau terlalu jauh, eh tapi ujungnya nggak logis atau nggak tercapai. Apapun itu, beasiswa sama dengan punya utang kontribusi, tauuu. Jadi nggak bisa santai-santai juga.

Start small but progressive.

Tanggal 18 Oktober 2019 adalah deadline pendaftaran YSEALI Spring 2020. Tanggal 29 Oktober 2019 gue mendapat email pemberitahuan interview, tapi email itu baru gue terima di tanggal 30 Oktober 2019. Jadi sekitar 2 minggu berselang sejak deadline pendaftaran.

Di tahap wawancara, kita akan diberi waktu 10 menit untuk interview. Di waktu tersebut pula biasanya mereka memberi kesempatan kita untuk bertanya ke interviewer. Untuk tahap wawancara, gue akan bikin tulisan terpisah di part selanjutnya. Nantikan!

Dan buat yang mau daftar beasiswanya, siapkan diri mulai dari sekarang. Pelajari lebih lanjut beasiswa ini seperti apa. Karena kalau masih sama seperti tahun sebelumnya, dalam beberapa bulan (mungkin satu atau dua), pendaftaran untuk fall semester akan dibuka.

Lampiran:
Isi Formulir YSEALI Academic Fellowship
Contoh surat rekomendasi dan esai lengkap,
silahkan request via email ke ekanandapna(at)gmail.com

Apakah tulisan ini bermanfaat? Atau kurang menjawab rasa penasaranmu?
Tinggalkan komentar di bawah ini ya!

No comments:

Post a Comment