Mencari Cuan Lewat Internet - Lagi Monolog

Sunday, January 26, 2020

Mencari Cuan Lewat Internet

Siapa yang udah lulus tapi masih nganggur, angkat tangan?

Siapa yang udah kerja, tapi pengen nambah sumber pendapatan?

Ngomongin duit emang nggak akan ada habisnya. Walaupun kata orang bijak, “Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.” Setuju nggak? Kalau gue sih nggak setuju. Menurut gue rejeki itu nggak cuman dalam bentuk uang. Macem-macem. Ada hal yang memang membutuhkan uang, ada yang enggak. Contohnya ketika Ibu kalian sakit, mungkin beliau butuh uang untuk berobat. Tapi bisa jadi yang beliau butuhkan hanya kehadiran kalian aja di sisi beliau, nemenin, nyuapin.

Oke, baik.
Sebelum gue dihujat karena topik keuangan ini biasanya cukup sensitif, gue akan luruskan.

Tujuan orang nyari uang tuh macem-macem. Ada yang karena kebutuhan (seorang ayah yang jadi tulang punggung keluarga, misalnya), mau beli barang baru, menyambung hidup, atau terpacu karena banyak manusia yang menilai status sosial seseorang dari isi dompetnya—atau jumlah kartunya. Dan cara untuk dapat duit adalah dengan kerja, dapet gaji. Menurut gue ini bukan jalan satu-satunya, masih ada investasi saham, ngepet misalnya (canda, deng). Tapi karena masih banyak yang menganggap kalau pengen dapat duit ya cari kerja, dapet gaji begitu, ya kita anggap aja ini jalannya. Nggak ada yang salah. Kan kita sama-sama nggak put ourselves on others shoes. Jadi ya sah-sah aja.

Gue mau cerita sedikit—banyak juga terserah kan ini blog gue....loh kok galak?

Jadi gini. Dari gue kecil, gue merasa sangat cukup. Pertama, gue bisa mendapatkan kebutuhan tanpa merasa kurang (karena gue orangnya cukup neriman, nggak suka minta ini itu). Kedua, gue nggak dihadapkan sama tuntutan keluarga yang mengharuskan gue jadi tulang punggung (menanggung segala macam kebutuhan karena suatu hal). Tapi gue cukup tau diri kalau memang merasa harus membantu, ya membantu. Berkontribusi. Keluarga gue juga bukan yang sandwich generation gitu. Kedua hal itu sangat cukup untuk gue bisa explore banyak hal yang gue suka, belajar ini itu, main kesana-kemari, dan bersosialisasi dengan banyak manusia. Walaupun ada skenario semesta yang memupuskan harapan-harapan, misalnya dulu kami sekeluarga pernah ngekos, gagal sekolah di tempat impian karena terbentur dana, dll tapi pengganti dari harapan-harapan itu selalu ada. Terima kasih, Ya Allah.

Kembali ke masalah cari kerja yang sebelumnya sempet kita bahas. Sampai hari ini, terhitung dari 4 bulan lalu gue wisuda, gue belum diterima di perusahaan apapun—ya emang gue nggak ngelamar segitu banyak perusahaan juga sih. Alasannya lebih ke panggilan hati dan mungkin karena gue juga terlalu percaya sama diri sendiri bahwa idealisme harus dijaga sebelum putar haluan terbentur realita. Kapan-kapan gue pengen cerita, tapi nggak sekarang. Intinya empat bulan gue jadi ”pengangguran”. Ngerjain kerjaan serabutan yang cukup banyak membuat tetangga dan saudara serta orang-orang iseng lain nanyain:

“Nanda, udah kerja?”

“Nanda lagi libur?”

“Kok Nanda di rumah terus?”

“Kok gak keluar? Gak kerja?”

Kalau dipikir-pikir iya juga ya...
"Anak-anak" yang masih gue rintis belum juga kelihatan batang hidungnya. Kalau ngelihat dari pengalaman orang lain sih paling nggak butuh waktu 2-3 tahun buat mereka bisa stabil. Akhirnya kalimat terakhir yang selalu jadi pembelaan ke diri sendiri adalah "Ya elah, baru juga 4 bulan..."

Lalu gue nemu ilustrasi ini dari instagram Mba April (@heyapriliaa)

 
Source: Instagram @heyapriliaa

Kenapa ya orang-orang kanan dan kiri pada ribut? Orang gue yang diomongin merasa sejahtera dan cukup-cukup aja tuh. Masih merasa cukup dan tercukupi. Kalau alasan mereka peduli adalah khawatir sama masa depan finansial gue, alhamdulillah gue masih bisa ngasih uang saku ke adek buat liburannya, nge-transfer Mama iseng-iseng, jajan sana-sini sama Satrio, ngalor-ngidul belanja online buat nyari skincare yang cocok, nabung dan investasi, beli buku, upgrade devices baru—walaupun tujuannya buat produktivitas juga, traktir temen, bayar internet di rumah, ngerombak ruangan di rumah jadi kantor pribadi, investasi buat bisnis, dan tentunya kebutuhan pokok gue sendiri. Pertanyaan yang muncul mungkin adalah loh katanya nganggur, duit darimana?

Seperti gambar di atas, selain gaji dari Percacita--bisnis sosial yang dirintis bareng sama Mas Satrio, musuh sekaligus sahabat yang super ngeselin--gue juga nambah pendapatan dari berbagai macam sumber.

INSTAGRAM

Source: Instagram @tanganajaib

Siapa sih yang nggak punya Instagram? Platform yang sering kalian pakai untuk stalking seseorang itu bisa jadi sumber cuan lho. Selebgram, contohnya. Mereka mendapatkan cuan dari endorsement yang mereka pasang di Instagram. Kalau gue sendiri, gue pakai platform ini untuk kasih lihat hasil ilustrasi dan karya lainnya yang gue jual. Semacam portofolio gitu lah. Apalagi sekarang instagram kan punya fitur instagram business yang membantu kalian yang mau bikin portofolio bisnis / media di instagram. Walaupun followers di halaman gue masih segitu-gitu aja (yang notabene gue nggak melakukan upaya marketing massive), tapi alhamdulillah penjualan yang masuk dari ilustrasi bisa cukup buat gue menyambung mimpi (?)

MOSELO

Moselo.com

Moselo adalah marketplace creative service di Indonesia. Kayak semacam Etsy atau Creative Market gitu lah. Barang-barang yang gue jual di Instagram juga gue pasarkan di Moselo. Bedanya, disini gue juga jualan jasa desain grafis kayak desain feeds instagram, desain logo, template instagram, sticker, gif instagram, dll. Mungkin karena pasarnya niche, baru sehari gue upload service desain feeds instagram, ada sebuah agensi besar di Jakarta yang ngontak gue untuk kolaborasi. Mereka minta gue untuk desain-in pesenan klien-klien mereka untuk servis social media marketing dalam paket mereka. Lagi-lagi dari contoh ini aja gue sadar kalau rejeki itu memang sudah diatur, tugas kita cuman nyari.

ADSENSE

Google Adsense

Betul. Kalau kalian nyadar, gue baru aja pasang iklan di blog ini (kalau kalian baca dari hp keliatan gak sih iklannya?). Bisa ditebak kan ya? Google Adsense adalah sumber cuan lainnya. Disana kalian akan dibayar per bulan. Syaratnya cuman bikin konten yang bagus, gitu aja. Atau kalian bisa aja nge-review produk di blog dan dibayar dari tulisan kalian itu. Ikut program afiliasi (tapi yang ini gue belum pernah sih). Kirim-kirim artikel ke website yang menerima tulisan freelancer juga bisa jadi alternatif sumber cuan, lho!

Sebenernya masih banyak platform lain yang gue gunakan untuk menjemput rezeki. Contohnya fiverrr, sribulancer, wattpad premium dll. Cuman gue masih anak baru disana, jadi belum bisa cerita macem-macem.

Sekarang, gue akan bawa gambar ilustrasi di atas ke sini lagi. 

 
Source: Instagram @heyapriliaa

 “Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa kita bisa menghasilkan $1000 sehari tanpa keluar rumah.” Tentu saja, syarat dan ketentuan berlaku. Apa aja?

  • 1.       Kerja keras
  • 2.       Sabar
  • 3.       Terus berlatih dan berkarya

Gue paham rasanya di judge dari gaji, pekerjaan, atau bahkan yang masih belum kerja bakalan di judge karena di rumah mulu. Tapi jangan pernah berkecil hati kawan. Banyak cara halal buat nyari rejeki. Dicari lagi, apa yang paling bisa kalian lakukan? Dari sana coba keluar, berselancar, cari cara gimana caranya value yang kalian miliki bisa nggak cuman menghasilkan uang aja, tapi juga bisa bermanfaat buat orang lain.

Beberapa bulan lalu gue ketemu sama seorang profesor dari Swinburne University. Beliau cerita kalau anak muda disana kalau di atas 17 tahun merasa harus keluar rumah dan mengelana cari pengalaman sana-sini. Berbisnis, bekerja dengan orang lain, part time, dll. Apapun kerjaannya dijabanin. Karena mereka pengen belajar buat hidup. Bukan soal uangnya, tapi mereka sadar kalau udah gede harus bisa lebih bermanfaat, harus lebih banyak belajar.

Mungkin postingan ini nggak sesuai harapan. Gue bukan yang paling makmur, yang paling sejahtera hidupnya, tapi gue cuman ingin membagikan bahwa ada banyak jalan di luar sana yang bisa kalian coba. Semoga postingan ini bisa membuka mata dan sedikit membantu kebimbangan kawan-kawan yang sering dibandingkan dengan mereka yang lebih dahulu mengejar impian. Kalau kalian termasuk yang masih di rumah, atau sekadar ingin cari penghasilan tambahan, ada banyak opsi. Tugas kita tinggal berhenti sibuk mempertanyakan rejeki, tapi keluar dan cari. Berhenti goleran dan menyayangkan keadaan yang seolah nggak berpihak, melainkan bangkit dan kejar. 


Ps: Eittt tapi di postingan ini belum ada pembahasan lebih jauh tentang gimana mengelola platform tersebut biar bisa dapat klien yang terus berdatangan ya? Kalau ada yang penasaran dan bertanya-tanya, ntar pan-kapan gue bikin postingannya, hehe (sok-sokan ngerti).

No comments:

Post a Comment