Pertama Kali ke Luar Negeri? Perhatikan Hal-Hal Ini! - Lagi Monolog

Wednesday, January 9, 2019

Pertama Kali ke Luar Negeri? Perhatikan Hal-Hal Ini!



 Gue menyadari. Sebenernya gue nggak yang berpengalaman banget pergi ke luar negeri berkali-kali. Tapi setidaknya gue selalu berusaha buat memaknai setiap perjalanan gue. Sehingga kadang banyak orang yang menyalahartikan itu sebagai sebuah "ke-alay-an", usaha buat "show off", yang menimbulkan gue terlihat "too much".  Padahal kalo gue jalan ke tempat baru, gue emang banyak banget ngambil gambar. Apapun gue foto. Sudut ruangan, sudut jalanan, tempat sampah, lampu jalan, lampu merah. Hal-hal yang menurut orang nggak proper kaya toilet tuh gue fotoin. Karena gue percaya bahwa every picture really has its story. And it really is!

Negara pertama yang gue kunjungi adalah Malaysia. Walaupun dari segi bahasa dan budaya nggak beda jauh dari Indonesia, dan nggak kerasa juga kalo lagi pergi ke negeri orang, gue tetep anggep itu sebagai stepping stone perjalanan mengarungi dunia di album Ekananda. Beberapa hal yang mau gue tulis di bawah ini bakal banyak banget kalian temuin di internet tentang apa sih yang perlu disiapkan untuk perjalanan perdana ke luar negeri. But, lemme do this from my point of view dari seorang pelancong baru yang masih akan memulai petualangannya.



1.Documments

Buat yang belum punya paspor tapi bermimpi suatu saat ke luar negeri, buruan sekarang juga bikin paspor. Kalo ada yang bilang bikin paspor itu ribet, plis. Bikin paspor itu sama sekali nggak ribet :( Mungkin yang bilang kalo bikin paspor itu ribet, tuh orang pada dasarnya ribet sendiri. Sekarang semua hal bisa diakses lewat internet. Kita bisa daftar dan cetak antrian paspor biasa (karena paspor gue yang biasa, gue nggak bisa kasih saran tentang e-paspor) lewat online. Besoknya kalian bisa dateng ke kantor imigrasi bawa semua dokumen yang diminta. Paling aman sih dateng jam 7 pagi biar jam 10-an kelar.

Saat kalian di-interview oleh petugas paspor, jawaban kalian nggak usah aneh-aneh, serius. Beda sama visa, tujuan kalian bikin paspor itu buat apa, nggak bakal diperiksa sedetail visa. Jadi kalau ditanya mau bikin paspor buat apa, cukup jawab "buat liburan ke Malaysia". Done. Walaupun misalnya kalian nggak pergi ke Malaysia, jawab aja kalian mau liburan ke negara yang gampang-gampang gitu deh. Kalau bisa yang sekitaran Asia Tenggara. Gue punya temen yang permohonan paspornya ditolak karena dia jawab paspornya buat lomba. Doi ditanya following questions yang akhirnya end-up permohonan paspornya ditolak karena dia bingung sendiri atau nggak bisa membuktikan argumennya.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah visa. Baca baik-baik situs resmi informasi visa negara tujuan ya; tipe visa-nya apa aja, syarat dokumen pendukung untuk visa di tipe yang kalian butuhkan apa aja, standar fotonya gimana, apakah fotonya cukup disubmit online apa perlu dibawa langsung saat wawancara, apakah wawancaranya lewat online atau perlu dateng ke kantornya, bayarnya berapa, dll. Kalau soal visa, apalagi buat kalian yang ngurus secara mandiri, no agent, please to always keep attention to anything in details. Kalian nggak mau kan kalo visa kalian ditolak karena kalian lupa satu hal yang sepele. Jadinya kaya buang-buang duit, karena uang yang udah kalian bayarkan nggak bakal dibalikin kalo visa kalian ditolak. Oh iya, ada beberapa negara yang mewajibkan pemohon buat bawa bukti booking tiket pesawat dan hotel ketika apply, jadi ini juga harus diperhatikan ya! Walaupun nggak semua negara sih, jadi selalu baca informasinya dengan cermat.


2. Tiket Pesawat

Sebelum prepare, coba refleksi ke diri sendiri gaya perjalanan apa yang bakal kalian pilih. If you are a budget traveller just like me, you come to the right page bruh! Buat negara yang cuma memakan perjalanan udara dengan waktu maksimal kurang lebih 6-7 jam, gue bakal pilih budget airlines, daripada yang full board. Gue sih nggak masalah menekuk kaki selama 6 jam-an karena malah udah biasa juga naik kereta Malang-Jakarta yang kurang lebih 16 jam atau bus malam yang bisa sampai hampir 22 jam. Tapi konsekuensinya kalian nggak bisa bawa banyak barang. Ini gue bener-bener belajar dari style perjalanan minimalis kaya gini buat selalu bawa pergi barang-barang yang bener-bener dibutuhin aja. Terlebih lagi, gue juga belajar buat sebisa mungkin nahan nafsu beli barang oleh-oleh yang nggak berlebihan. Of course mungkin kalian bakal dipandang pelit sama temen-temen, sodara, tetangga. Kalo kalian orang yang cuek, mungkin kalian bakal kaya gue. Yang penting cap di paspor dan memorinya itu loh! Bukan oleh-olehnya. (sorry temen-temenkuu huhu, bukannya gue pelit, tapi gue ini sobad qismin).


Buat perjalanan super lama, gue nggak menyarankan buat naik pesawat low cost carrier (LCC), karena sumpil kalian pasti bakal super nggak nyaman. Kecuali kalian mau multi transit gitu yaaa. Bisa lah buat booking tiket misah-misah gitu. Buat maskapai full board kaya gini, kalian bisa lebih leluasa mengatur bagasi kalian. Biasanya kalian punya jatah kabin setara 7 kg dan bagasi pesawat setara 20-30 kg. Kalau pake maskapai full gini, kalian bisa bagi koper kalian jadi 2. Misalnya sisi kanan untuk baju-baju dan barang bawaan, sisi kiri khusus untuk oleh-oleh. Intinya ngga perlu puyeng buat menghemat jatah barang bawaan.

Btw, ngomong-ngomong soal beli tiket misah-misah tadi. Kadang strategi ini bisa ngurangi total pembelian tiket yang 1 paket gitu loh. Gue sih belum pernah, tapi denger-denger dari Dhyla yang sempet ke Korea winter lalu sih it really works. Budget dia Jakarta-Malaysia, dari Malaysia beli tiket lagi Malaysia-Korea, jauh lebih murah daripada tiket yang booking langsung Jakarta-Korea. Asumsi ini nggak pasti ya. Intinya kalian buat sendiri alternatif rutenya. Perhatikan juga kalian transit dimana dan berapa jam transit. Kalau transitnya lama banget, bisa tuh jalan-jalan negara transit menggunakan visa on arrival. Lumayan lah sekali pergi bisa mampir-mampir. Sudah banyak bandara yang menyediakan tempat penitipan koper, jadi kalian nggak perlu ribet bawa-bawa barang waktu jalan-jalan di negara transit.




Trusss, coba cek harga tiket secara reguler. Kalo bisa turn on notifikasi dari platform tiket-tiket pesawat supaya kalo ada promo bakal cepet ngerti. Gue pake aplikasi namanya Cheap Flights. Fiturnya bagus deh. Di aplikasi ini kita bisa filter rute perjalanan paling murah dari semua rute yang tersedia. Basis aplikasi ini cuma ngasih kita informasi, sedangkan buat bookingnya, aplikasi ini bakal nge-direct kita buat ke situs resmi penyelenggara tiketnya. Hal lain yang bisa gue saranin dari pengalaman temen gue, Wenning, adalah untuk cek harga tiket di jam-jam khusus seperti tengah malam, atau dini hari, atau subuh. Biasanya harga tiket bisa turun bangettt.


3. Tempat nginep

Lagi-lagi kalo kalian punya style perjalanan yang sama kaya gue, gue saranin buat sharing room. Sekarang tuh banyak banget alternatif tempat nginep yang asoy geboy buat dicoba mulai dari hostel, guesthouse, bahkan sampe hotel kapsul. Tapi karena topik tulisan ini adalah "first time", gue saranin kalian buat pake platform namanya Airbnb. Ini recommended paraaah.




Pertama kali gue ngunjungin Malaysia, gue pergi bareng 2 temen cowok gue. (Anyway gue ke Malaysia buat lomba ya). Nah, itu adalah saat pertama kali kita semua pake Airbnb. Kita bisa filter loh sesuai dengan standar appliances apa yang kita pengen. Karena saat itu gue ada acara 3 hari di Jakarta dan langsung cus ke Malaysia, gue harus nyuci baju dong. Jadi gue cari host yang punya fasilitas mesin cuci dan setrika-an. Selain itu kita cari host yang punya 2 tempat tidur dan punya sekat. Kebetulan host kita waktu itu baik banget. Dia kasih snack, minuman sachet, dan susu semuanya masing-masing 3 biji. So far, pake Airbnb ini favorit gue banget sih.


4. Your belongings

 Nah, kalo soal belongings, selain relate ke gaya travelling masing-masing, selalu perhatikan weather dan season negara tujuan. Lagi-lagi, internet sangat membantu gue saat itu. Pas gue pergi ke Malaysia nggak terlalu butuh sih observasi soal cuaca atau musim. Tapi ini kepake banget buat kalian yang mau pergi ke negara 4 seasons. 

Selain gue pake aplikasi weather yang gue yakin udah ada di semua hp smartphone di dunia ini, gue juga cek Instagram stories kaya gini.

  • Di bagian search pilih yang places. Trus ketik tempat yang mau kalian cek.


  • Ngeceknya bisa dengan lihat-lihat foto di bagian "recent" atau di buletan Austin yang bergambar anjing di bawah ini




  • Kalau gue lihat stories orang-orang ini sih gue bisa simpulin kalo sekarang keadaan di Austin nggak dingin ya, cenderung panas. Informasi ini bisa gue gabungin sama hasil dari aplikasi weather dan ramalan cuaca lainnya dari internet.



Setelah itu, baru deh kalian siapin pakaian-pakaian yang cocok sama cuaca disana. Luckily, buat yang mau bepergian di musim dingin, kalian nggak perlu bawa banyak baju karena dijamin nggak bakal keringetan. Jadi mau pake baju yang sama selama 2 hari juga nggak masalah. Buat yang pergi di musim panas atau semi gini, bawa secukupnya aja laahh. Apalagi kalau kalian cuma pergi bentar, misal selama 3-4 hari gitu. Buat yang perginya selama berminggu-minggu, ingat, ada teknologi namanya mesin cuci.


Penting loh buat simpen produk-produk skincare kalian di container kecil supaya lolos pas pemeriksaan di bandara. Perhatikan bahwa maksimal kuantitas per-botol adalah 100 ml. Jadi kalau kalian punya produk yang kuantitasnya lebih dari 100 ml, mending nggak usah dibawa atau pindahin ke tempat yang lebih minimalis.

Jangan lupa untuk bawa botol kosong buat minum. Udah banyak banget bandara yang punya tap water. Kita bisa minum langsung dari keran air yang disediakan. Daripada beli minuman botol yang akan menambah limbah plastik plus mahal pula karena beli di bandara, mending kita nikmati aja yang gratis-gratis. Setau gue, di tempat umum di beberapa negara juga udah banyak yang punya tap water. So kita bisa manfaatin itu, hehe.


5. Money

We can buy happiness by money, but money is something that we can't live without

Setuju nggak?
Kalo lo sobad qismin kaya gue, perhitungan uang sangatlah perlu. Coba deh bikin budget plan kasar sehingga kalian tau berapa minimal uang yang harus kalian bawa. Jangan lupa selalu siapkan dana cadangan.

In terms of money exchange, if you need cash, and of course you'll need it, gue nggak menyarankan buat tuker uang di Bank. Tapi ini cuma sekedar saran. Yang penting adalah temukan tempat tuker yang punya nilai paling bagus bagi kalian. Kalo kalian tinggal di Malang, gue saranin buat pergi ke money changer di belakang BCA Kawi. Tempatnya kecil bahkan nggak se-mentereng Western Union gitu, eng ing eng sejauh ini tempat itu yang cocok sama gue buat nuker duit dari rupiah ke duit negara tujuan. Sebaliknya, kalo gue pengen nuker duit negara tujuan ke rupiah (misalnya pas gue udah balik), gue tukerin duitnya di money changer sebelah Gramedia Matos yang pojokan itu loh. Menurut gue tempat itu punya nilai kurs beli yang bagus dan cocok di kantong gue. Yang paling penting sih. Nih gue garis bawahin ya. Jangan tuker duit di bandara!

Di sisi lain, buat dana cadangan gue pake dolar. Karena dolar selalu punya nilai tukar yang bagus dimanapun. Percaya deh, waktu gue ke Jepang, gue cuma tuker 30 dolar yang mungkin waktu itu senilai 400 ribuan, gue bisa dapet duit Yen sebanyak yang didapet dosen gue yang nukerin hampir 700 ribuan pake rupiah.

Kalian juga perlu observasi, mungkin dari vlog orang, blog, trivia, or sumber lainnya tentang cara transaksi di negara tujuan kalian ini pake apa. Misalnya, di Malaysia, gue masih bisa pake duit cash kemana-mana, kecuali buat bayar tempat tinggal doang yang pake kartu kredit. Bayar taxi, beli makan, jajan di supermarket juga bisa pake cash. Kalau misalnya kalian pergi ke negara yang udah ramah kartu macem e-money gitu yaaa harus dipersiapkan juga. Artinya kalian nggak perlu bawa cash banyak-banyak. Duitnya bisa dibagi untuk top up kartu itu.

Oh iya, kebiasaan gue yang mungkin bisa bermanfaat adalah buat misah-misahin uang gue. Ada yang gue simpen di slingback yang nggak misah dari badan gue, ada yang gue simpen di backpack, dan ada juga yang gue simpen di koper. Kita nggak bakal tau apa yang terjadi dalam perjalanan. In case, sesuatu terjadi, kita punya banyak back up-an. Contoh cerita dateng dari dosen gue. Waktu itu beliau pergi ke negara yang gue lupa kemana. Pokoknya sesuatu terjadi dan koper beliau nyandet di tempat lain. Tentunya pihak maskapai tanggung jawab dong. Tapi, semuanya butuh proses. Nah, selama 'proses' itu, strategi misah-misahin duit kaya gini bisa sangat berguna.


6. "Senam Lantai" pas Wudhu

Buat para sobad muslim. Nggak semua negara udah nerapin fasilitas ramah muslim, misalnya keran kamar mandi yang nggak mudah buat wudhu ataupun musholla di tempat umum. Gue tau saran ini bakal receh buanget. Tapi percayalah ini cara gue dan udah gue terapin, haha.

Toilet di luar negeri umumnya nggak punya keran pendek kaya yang kita punya di toilet-toilet Indonesia. Pilihannya sih cuma satu: wastafel. Berwudhulah di wastafel, kawan. Untungnya gue udah biasa "berjingkrak" naikin kaki buat dibasuh di wastafel selama kuliah. Bukan karena fakultas gue nggak nyediain tempat wudhu ya. Kalau ngantri gue sering memilih wastafel daripada ketinggalan jamaah shalat. Eh, ternyata skill ini kepake loh :") Kadang gue mikir apa cuma gue doang yang kaya gini. So, buat kalian yang pernah pergi ke negara mayoritasnya bukan muslim, please lemme know how you do wudhu in a proper way. Btw, jangan lupa sehabis wudhu, wastafelnya di lap yaaa.


7. Kartu SIM dan Paket Data

In fact, buat kita orang Indonesia, kartu SIM di luar negeri itu mehongg cuy. Ada beberapa negara juga yang kartu SIM-nya dibeli dengan sistem bundle. Nih malah lebih ribet lagi. Pastikan sebelum kalian kesini kalian udah mengenal karakteristik negara tersebut ya, apakah teknologinya udah maju belum, apa wifi publik ada dimana-mana dan bisa diakses siapa aja. Selain itu, kalau kalian bener-bener nggak bisa hidup tanpa koneksi data, pastikan tempat nginep kalian at least punya wifi atau modem yang bisa kalian pake. Kartu SIM ini juga dibutuhin sih kalo misalkan kalian mau registrasi di platform online transportation negara tujuan. Pas gue ke Amerika kemaren, gue nggak bisa menghemat biaya naik taksi karena gue nggak bisa daftar akun Uber. Sedangkan gue waktu itu pergi ke tempat yang nggak reachable buat transport umum. Jadi, tanyakan ke diri sendiri apa kalian bener-bener butuh atau bisa ditahan-tahan buat nggak beli kartu SIM, wkwk.



Paling penting sih, dimanapun kita berada harus utamakan keselamatan ya. 
Jangan lupa berdoa supaya perjalanan pertama kalian ini dijaga sama Allah SWT, selamat selama perjalanan hingga pulang lagi ke Indonesia, dan punya banyak cerita menarik yang bisa kalian ceritakan ketika pulang.


Travel and you will know.



2 comments:

  1. Wah bermanfaat banget nih apalagi buat muslim traveller yang susah cari tempat wudhu 😭 thx Ekan!

    ReplyDelete