Terbang ke Amerika Serikat - Awal Perjalanan - Lagi Monolog

Monday, December 31, 2018

Terbang ke Amerika Serikat - Awal Perjalanan



Gue mau ajak kalian flashback sejenak ke bulan Mei 2018, where one of my wishlist that have been hanging on my bedroom's wall since 2016 was coming true.

______________

Dulu, tahun 2016, gue dapet kado dari seseorang. Kado itu rada kaku buat ukuran cowok yang nyatain perasaannya ke seorang cewek, yang biasanya diwakilkan dengan bunga atau coklat. Namun, kado itu beda. Isinya buku. Judulnya "Self Disruption" karya Prof. Rhenald Kasali.

Salah satu hal yang memotivasi gue dari buku itu adalah pentingnya bikin paspor buat menjelajah bumi yang luar biasa ini. Walaupun nggak ada tujuan ke luar negeri dalam waktu dekat, Prof. Rhenald Kasali berpesan buat dulu paspor-nya. Paspor tersebut bisa jadi motivasi dan menambah keyakinan bahwa suatu saat nanti, sebelum masa berlakunya habis, gue bisa ke sisi bumi Allah yang lain buat mengagumi ciptaan-Nya dalam perbedaan.

Gue mulai nyusun resolusi. Saat itu akhir tahun 2016, bulan Desember. Gue tulis di sebuah kertas yang bagus pake tipografi (karna mimpi harus punya tempat bagus supaya kita bisa menghargainya), begini tulisannya "2017 Travel Destination: Boston USA". Sekarang pun gue berusaha mengingat, kenapa harus Boston, ya? Ah, mungkin karena dalam beberapa bulan sebelum gue tulis mimpi itu, gue kenal seseorang yang keren banget punya kesempatan belajar entrepreneurship di Boston dan sekitarnya. Padahal, tipe travelling gue lebih membumi. Kalo bisa pilih, gue akan pergi ke Incheon daripada ke Seoul, gue akan pergi ke Nagoya daripada ke Tokyo, gue lebih tertarik ke Arizona or Nevada daripada ke New York. Tapi yasudahlah, target kan bisa kemana saja.

Karena gue terngiang-ngiang terus sama apa yang udah gue tulis, gue berusaha ikut program macem-macem supaya bisa belajar kesana. Program pertama adalah Global Undergraduate Program, gue gagal. Program kedua adalah YSEALI on Civic Engagement, gagal. Program ketiga adalah MCW Young Leader Access Program, gue lolos ke tahap interview! Ah, sayangnya gue nggak lolos interview-nya (so sad). Fast forward, akhirnya tahun 2017 pun gue lalui tanpa menginjakkan kaki di Amerika.



Awal tahun 2018, gue coba ikut ESPRIEX, The Lean and Business Model Competition in ASEAN, program yang sama kaya yang diikuti 'seseorang' itu. Dia cukup keras nge-push gue untuk ikut program tersebut, sedangkan saat itu posisi gue adalah panitia. Sumpah, saat itu gue ngerasa nggak enak sama semuanya, karena gue lepas tanggung jawab jadi panitia tepat di H-2 acara buat fokus jadi peserta (persiapan application udah dicicil sama tim gue yang lain). Walaupun performance hari H berjalan nggak begitu lancar, tim gue dinyatakan sebagai Juara I dan dapet golden ticket ke International Business Model Competition (IBMC) 2018 bulan Mei. Gue masih menganggap momen itu sebagai keajaiban. Kaya seriusan deh, kuasa Allah memang nggak ada yang nyaingi.



Gue dan tim pun pergi ke Amerika. Ke tempat yang dekat dengan Arizona dan Nevada, ke Utah. Ke-nggak-nyangka-an ini nggak bisa dituliskan lewat kata-kata. Bisa jadi juara I se-ASEAN aja udah bersyukur banget, eh malah dibonusin buat berkompetisi di kompetisi business model yang pertama dan terbesar di dunia di Kuarter Final. Selain itu, kami bisa belajar dari Ash Maurya, yang bikin Lean Canvas (salah satu canvas yang kami pelajari di Ei Lab).

___________

Dari perjalanan ini gue jadi bisa metik pelajaran. Bukan berarti kalo gue gagal, gue nggak punya kemampuan. Kadang masalahnya itu cuma timing. Sama kaya kalo kalian mau nembak cewek, timing sangat diperlukan. Sebagai manusia, gue nggak mungkin tau kapan timing yang tepat. Apa yang tepat buat gue, belum tentu tepat menurutd yang di atas. Gue sering banget gagal. Mungkin cuma 1% dari usaha gue yang bisa gue lihat hasilnya secara kuantitatif. Tapi, ya. Ini semu. Selanjutnya harus tetap konsisten berusaha karena hidup nggak melulu soal achievements, tapi juga penerimaan, rasa syukur, dan apa yang bisa diberikan kembali ke sekitar.

No comments:

Post a Comment