Belajar dari Remehan Orang Lain - Lagi Monolog

Tuesday, August 7, 2018

Belajar dari Remehan Orang Lain

Sejak beberapa bulan yang lalu, banyak yang nanya dan ngajak gue diskusi. Pertanyaannya, "Gimana sih caranya bangkit kalo sering diremehin? Kalo udah kerja keras tapi nggak membuahkan hasil, gimana? Diremehin terus pokoknya!"

Adakah dari kalian yang punya pertanyaan yang sama?

Well, menurut gue we do not live to pleased everyone. Orang yang kerja keras hanya untuk membuktikan pada orang lain bahwa dirinya bisa, niatnya kurang tepat. Sekarang giliran gue yang nanya. What for? You need people approval? You think you would be happier if people nod their heads and said "Wow, we're wrong and you are awesome!" Gue sangat nggak setuju kalo orang-orang memotivasi dirinya maupun memotivasi orang lain dengan bilang "Buktikan ke semua orang bahwa kamu bisa!" Such a bullshit. Selamat, kalian terperdaya.

Gue punya pendapat lain soal ini. Kita nggak perlu kok sampai naruh kaki di kepala, kepala di kaki cuma buat "balas dendam" dan approve people kalo mereka salah menilai kita. Menurut gue, lebih tepat ketika kita kerja keras untuk diri sendiri, buat buktiin only to ourself that we are not like they said. Penilain orang terhadap kinerja kita itu pasti bakal ada. But, who cares? Manusia sekarang sibuk membuat standar yang sebenernya nggak ada. 

Gue sendiri tumbuh dan berkembang dengan remehan orang-orang. Gue punya mimpi besar yang seringkali kedengeran terlalu besar buat orang lain. Pokoknya menurut mereka gue nggak mungkin mampu. Ketika orang lihat gue kesandung-sandung, mereka senengnya minta ampun. Kesel sih pasti, tapi lantas nggak membuat gue jadi punya kewajiban untuk showing ke mereka apalagi sampe dendam segitunya cuma buat bungkam mulut orang-orang yang ngeremehin. Kenapa sih? Once, we do that gue yakin apa yang kita lakuin bakal nggak sesuai standar dan value hidup sendiri. Kita bakal sibuk menyesuaikan dengan langkah orang lain supaya bisa dilihat. Kita bakal sibuk cari tau gimana sih standar orang-orang itu dan berusaha mencapai standar yang nggak pernah kita buat sendiri. 

Lain halnya ketika you hit your score and you said, "Tuhkan, self! You are not like what people think." Done. Lo akan mengapresiasi diri sendiri dengan benar, apa adanya, dan lebih mencintai diri lo sendiri. Lo akan sadar lo punya prinsip dan track record, tanpa berusaha menjadi standar yang orang lain buat.

Gue banyak mengambil hikmah dari perjalanan hidup gue dan perjalanan orang lain. Contohnya ketika gue naik panggung buat pitching startup gue, ketemu orang lain, belajar kesana sini, niatnya nggak buat nunjukin ke orang kalo gue pantas dilihat orang. Cuma satu niat gue,"Ayo, jangan malu-maluin diri sendiri." Udah. Itu doang. 

Buat sobat yang merasa usahanya nggak membuahkan hasil, mungkin kita butuh waktu yang lebih lama lagi buat sabar. Daripada menilai diri kita dengan kata "nggak" (nggak bisa, nggak mampu, nggak capable, and all the shit things), anggep aja "belum". Kan kita masih hidup, masih bisa berproses. 

No comments:

Post a Comment