Tech4Good : Nongkrong di Internet - Lagi Monolog

Tuesday, August 1, 2017

Tech4Good : Nongkrong di Internet

Sekitar sebulan yang lalu gue diundang untuk menghadiri acaranya Marketeers : Tech4Good di Surabaya. Gue emang gemar baca Marketeers semenjak gue gabung di EI Lab (Entrepreneurship and Innovation Laboratory) di fakultas gue. Sebagai orang yang tertarik di Marketing gue sangat antusias pergi ke Surabaya naik bus bareng 9 orang lainnya dari Lab. Yah, walaupun ada beberapa poin yang mengecewakan dari acara tersebut, tapi gue mencoba meng-highlight hal positifnya saja.

Sebagai generasi milenials, internet dan teknologi udah jadi teman dekat kita sehari-hari. Entah disadari atau enggak, surfing di internet udah jadi kebiasaan. Gue sebut kegiatan gue itu nongkrong di Internet. Internet menjadikan segala hal tembus pandang. Lo bisa jadi apa aja dan pergi kemana saja cuma dengan klik. Hari ini gue mau main ke Amerika, besok gue wisata kuliner ke Korea, beberapa jam lagi gue mau lihat pemandangan di Alaska. Ntar sore gue mau tau kisah hidup Nadiem Makarim, 10 menit berikutnya gue mau jalan sama Jack Ma, malemnya gue mau makan malem sama Harry Styles. Apa aja.

Thanks to Larry Page dan Sergey Bin yang udah mendedikasikan berjuta-juta jam berharganya untuk membangun dan mengembangkan Google. Makasih juga kepada Telkom Indonesia yang udah ngesupport jaringan internet di negeri ini. Makasih, sekali lagi. Entah gue pantes atau enggak disebut sebagai seorang Netizen karena menurut Marketeers dalam serial Youth, Woman, Netizen, Netizen adalah sebutan untuk orang yang mengakses internet selama kurang lebih tiga sampai empat jam sehari dengan berbagai gadget. Relevan dengan kondisi kalian? Berarti kalian termasuk Netizen.

((btw gue emang nggak tau gimana caranya nulis dengan indah. Jadi tolong maklum kalo pemotongan paragraf dengan ide bercampur-campur itu))

Nah internet tidak akan bisa berfungsi tanpa teknologi. Mudahnya, teknologi itu berguna sebagai penopang internet. Keduanya bisa berfungsi secara positif dan negatif. Tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya.

Pernah dengar istilah TweetWar? Atau pernah jadi salah satu yang masuk ke dalamnya? TweetWar ini adalah salah satu fenomena penggunaan internet in a bad way. Maraknya tweetwar sepertinya sudah agak lewat, karena pengguna twitter tidak se-booming dulu. Walaupun sekarang twitter masih tetap digunakan, cuman untuk value yang berbeda.

Berita Hoax.
Ini salah satu hal yang sangat di-capslock di acara Tech4Good saat itu. Maraknya penyebaran berita Hoax didominasi di situs Facebook. Sekarang, wabahnya sudah mulai menyebar ke situs-situs dan media sosial lainnya seperti Instagram. Pengguna internet pun dituntut untuk selektif dalam memilih, memilah, dan membaca berita yang judulnya mengandung kontroversi. Faktanya, banyak pengguna internet yang tidak hati-hati dalam membaca. Judul berita yang mengandung bias itu seringkali dimaknai sebagai inti berita, padahal bisa saja itu cuma pancingan supaya orang-orang tertarik buat baca. Itu ilmu Jurnalistik. Sayangnya, sulit membuat orang sadar akan hal itu. Maunya menyebarkan apa yang dipercayainya sendiri, tanpa riset mendalam, tanpa diskusi, tanpa deep-diving. Langsung telan. Akibatnya banyak banget bad comments yang berceceran. Sudutin sana-sini, adu domba, SARA, isu ini dikaitkan dengan isu itu, dll. Lama-lama gue sumpek. Nggak terhitung deh berapa banyak akun official yang "ternyata" menebarkan berita-berita palsu gue unfollow. Laman Facebook, bahkan temen gue juga gue unfollow.  Gue mencoba mempersempit tongkrongan dan kawasan main gue untuk beberapa hal, seperti baca berita nggak di medsos. Hal ini memaksa gue untuk tetap baca koran atau majalah karena terbukti lebih real aja gitu. The point of why online can't change offline. Opsi lain adalah membaca berita di situs resmi koran-koran tersebut. Walaupun begitu, sebagai pengguna internet yang cerdas, tetep harus bisa membandingkan berita dan informasi, serta nggak menelannya mentah-mentah.

Contoh lainnya, masih banyak diantara kita (mungkin termasuk gue sendiri) masih menggunakan internet dan teknologi ini untuk hal yang nggak guna. Misal, kepoin orang, komentarin orang, dan hal-hal menuai tubir lainnya. Selain menambah dosa, kita cuma habisin waktu doang. Or cuma update postingan, snapgram yang isinya nggak berfaedah, live yang cuma makan doang. Udah kena radiasi, eh tapi nggak dapet apa-apa.

Nggak dipungkiri lagi kalau teknologi udah menggeser way of life masa kini. Kemunculan startup dengan misi menanggulangi masalah yang ada, adalah salah satu contoh Tech4Good. Ngeblog informatif, bikin vlog informatif, nulis artikel informatif, juga bisa jadi opsi buat menggunakan teknologi in a good ways. Opsi lainnya, kita bisa baca ebook, baca kisah inspiratif, mengetahui informasi tentang suatu negara, nonton video TEDx mungkin. Sebuah startup di London memanfaatkan GPS dan Teknologi untuk mengontrol kadar polusi di London dengan bantuan burung merpati. Timmy, CEO Kitabisa.com membuat situs kotak amal online untuk menghubungkan orang baik. Sebetulnya masih banyak banget yang bisa kita lakuin di internet. Dan itu pilihan.

Kalau hal-hal di atas masih terlalu berat untuk kita, kita bisa mulai dengan cara yang lebih mudah. Gue orang yang sangat mikir kalau mau bikin caption. Sampe Nama Instagram gue sekarang adalah "Spesialis Caption Panjang". Karena iya, sepanjang itu. Gue tau mungkin ada juga orang yang cuma skip foto gue beserta captionnya. But, what I believed kalo caption bisa turn into something powerful gitu buat orang yang ngebaca. Really believed that.

Selain itu, kalau kita nggak bisa menggunakan teknologi dan internet dengan baik, masa depan kita bisa terancam. Perusahaan-perusahaan sudah mulai menerapkan underground recruitment, yang artinya mereka tidak hanya menilai apa yang kita perlihatkan. Mereka bisa stalking medsos dan akun-akun kita hanya untuk menilai seperti apa sih diri kita yang sebenarnya. Ditambah lagi, apa yang sudah kita tuai di internet it means last forever. Bakal terekam di awan. Sebersih apapun gue ngehapus bad view tentang diri kita di internet, siapapun bisa menguaknya kapanpun dia mau.

Buat gue pribadi, internet dan teknologi udah mulai mendisrupsi hidup. Karena gue udah mulai expense too much time on handphone, but less on books. Padahal gue suka baca. Bacaan gue numpuk nggak bohong. Biasanya gue mampu buat habisin 1 buku untuk seminggu. Atau parah-parahnya 1 buku untuk 3 hari aja. Sekarang boro-boro deh, gue ngerjain tugas kuliah aja nongkrong di internet. Jujur aja gue takut tergerus oleh jahatnya dunia ini. Karena tindakan preventif apa sih yang bisa kita lakuin di internet yang menghapus batas-batas ini? Kecuali gue sendiri yang memproteksi diri, akal, dan pikiran gue dari hal-hal bad from the internet.

Oke, intinya gue cuma mau sharing aja isi acara Tech4Good di Surabaya kemarin. Semoga kita bisa jadi rakyat yang cerdas lahir dan batin ya dalam memanfaatkan apa yang telah disuguhkan. Bisa jadi berkah buat yang bikin kalau kita bisa nongkrong baik-baik.



No comments:

Post a Comment